Tajen - Sabung ayam BALI

Sabung ayam, yang dalam bahasa Bali dikenal sebagai Tajen, meklecan atau ngadu, yang diperlukan di kuil dan pemurnian (mecaru) upacara. Tidak ada yang tahu
kapan mereka mulai. Tabuh Rah ritual untuk mengusir roh jahat selalu memiliki sabung ayam untuk menumpahkan darah. Tabuh Rah secara harfiah berarti menuangkan darah. Ada teks-teks kuno mengungkapkan bahwa ritual itu telah ada selama berabad-abad. Hal ini disebutkan dalam Prasasti Bang Batur I dari tahun 933 dan Prasasti Batuan dari tahun 944 (pada kalender Bali). Darah dari tumpahan pecundang di tanah, suatu korban kepada roh-roh jahat. Tiga sabung ayam yang diperlukan untuk tujuan ini. Pria hanya berpartisipasi. Perempuan bahkan tidak menonton.


Raffles dalam History of Java berkomentar, Untuk sabung ayam Bali jauh lebih dari ritual keagamaan.
" Nafsu dominan mereka game dan adu ayam. Dalam hiburan, ketika damai dengan negara tetangga, semua berapi-api dan energi dari karakter mereka dan jiwa disebut sebagainya dan kelelahan.  "


THE FIGHT

Pria perjalanan ke sabung ayam dengan ayam jantan mereka. Mereka duduk dalam lingkaran di wantilan atau area terbuka. Wanita menjual lawar (sayuran dicampur dan daging), minuman babi panggang, sate ayam, makanan ringan dan berwarna-warni.
Setiap melawan diperlakukan sama dan, segera setelah satu berakhir melawan, pria mencari pasangan yang cocok untuk selanjutnya. Mereka mencoba untuk mencocokkan kemampuan yang sama ayam untuk bertarung yang baik. 

Pertarungan harus terduga. Jika ada ketidakseimbangan, yang memacu burung kuat disesuaikan sedikit untuk memberinya cacat.


Para ahli memacu affixers membubuhkan taji. Para taji baja yang tajam, yang disebut Taji, adalah pisau tunggal, sekitar empat atau lima inci panjang, diikat sekitar kaki dengan tali.Spurs diasah hanya pada gerhana dan saat bulan gelap dan tidak boleh dilihat oleh perempuan. Kata untuk sabung ayam, Tajen, berasal dari tajian, yang Taji menjadi pisau.

Setelah melakukan ayam ditempatkan di tanah di tengah ring. Pencatat waktu duduk di sebuah meja di sudut kanan. Dia menusuk kelapa dengan lubang kecil dan menempatkannya dalam seember air. Ini membutuhkan waktu sekitar 21 detik untuk tenggelam. 

Pada awal dan akhir ia mengalahkan kulkul, drum celah. Selama waktu 21 detik ayam-ayam jantan harus dibiarkan sendirian. Jika mereka tidak melawan, mereka dapat mengambil dan didorong.Proses ini diulang. Jika mereka masih menolak untuk melawan, keduanya dimasukkan ke dalam sangkar dan mereka selalu melawan kemudian. Jika hal ini tidak diperlukan dan mereka berjuang sendiri, segera sebagai salah satu terluka, ayam yang mendarat pukulan diangkat, sehingga kedua burung tidak terluka.Kelapa sekarang tenggelam tiga kali. Kemudian salah satu yang mendarat pukulan dimasukkan ke berjalan-jalan selama periode tenggelam kelapa.

Dia kemudian dijemput dan kelapa tenggelam dua kali lagi dan melawan harus memulai lagi.Interval akan mengambil sekitar dua menit, selama waktu itu burung yang terluka akan terlihat. Putaran kedua ini adalah yang terakhir. Biasanya salah satu yang mendarat tanah busur pertama pukulan fatal. yang kalah adalah salah satu yang mati pertama.
news source :  http://www.baliaround.com/tajen-bali-cockfighting/

NB :
Copy paste silahkan asal cantumkan sumbernya. thanks. 
yuniasariwibowo.blogspot.com